Jumat, 31 Januari 2014

Awal hidup dia

              Kisah ini berawal dari kehidupan seorang anak yang tinggal di tengah kota yang sedang berkembang. anak ini tidak pintar dalam segi akademis, namun dia sangat ahli dalam menganalisa, cara berfikirnya yang terkesan aneh membuat dia kadang tidak bisa memahamkan lawan bicara. anak ini adalah sulung dari 3 bersaudara. dia mempunyai 2 adik, dan semuanya laki-laki termasuk dia. kehidupan sosialnya tak begitu istimewa, dia jarang berorganisasi, itu mungkin karena dia kurang suka dengan keramaian. dia lebih suka duduk menyendiri, memikirkan hal-hal yang membuatnya merasa bahagia, yaitu berimajinasi. kehidupan cintanya tak begitu mulus, dia sering di sakiti oleh pasangannya, namun entah kenapa dia gampang sekali melupakan seseorang, meski seseorang itu pernah dan sangat di cintainya ketika itu.
              Suatu saat dia pernah menjalin suatu hubungan dengan seorang wanita yang berwajah teduh dan sayu. ketika itu mereka bisa di bilang bahagia. namun tak mungkin jika kita menjalin hubungan tanpa adanya tantangan atau cobaan. dan ketika mereka melalui itu, hanya ada 2 kemungkinan, kemungkinan 1 mereka melaluinya dan tetap bersama, atau yang ke 2, mereka melaluinya namun pada akhirnya menjadi sendiri-sendiri. bagi anak ini hal yang paling mudah adalah memikirkan yang akan terjadi besok dibanding memikirkan hal yang sudah terjadi dan ingin kita rubah. intinya adalah, melihat kedepan lebih masuk akal dibanding memutar kepala 180 derajat ke belakang.